Saturday, March 14, 2009

Perempuan di Indonesia


a woman (irregural plural: women) is a female human. The term woman is usually reserved for an adult, with the term girl being the usual term for a female child or adolescent - wikipedia.org



Siapakah perempuan itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perempuan adalah orang (manusia) yang memiliki puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. Apakah perempuan hanya sebatas pendefinisian tersebut? Lalu, bagaimana kedudukan perempuan di mata lelaki?

Ada seorang teman berpendapat, “lelaki itu mayor sedangkan perempuan… minor!”

“Lelaki memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding perempuan.”

“Lelaki adalah nahkoda.”

Wah… saya jelas-jelas tidak setuju dengan pendapat-pendapat seperti itu. Bisa dibayangkan, jumlah populasi perempuan empat kali lebih banyak dibanding lelaki, tetapi perempuan masih berada pada fungsi domestik. Ironisnya, itu masih terjadi hingga sekarang ini, dimana emansipasi sudah digembar-gemborkan sana-sini.

Di Indonesia, isu emansipasi perempuan telah terhembus sejak lebih dari satu dekade yang lalu. Menteri Pemberdayaan Perempuan merupakan tolak ukur pemerintah memperhatikan permasalahan perempuan. Namun nyatanya hingga hari ini, sebagian perempuan Indonesia harus menghadapi tekanan-tekanan dari lelaki. Tidak hanya tekanan pada dominasi lelaki dalam rumah tangga. Di dunia hiburan, sensualitas perempuan menjadi komoditas, kemudian secara tiba-tiba diboikot, kasus goyang ngebor milik Inul Daratista, misalnya. Bahkan dalam kepemerintahan pun ternyata lelaki tetap menjadi dominasi. Mari melihat ke Sumatra Barat, kebijakan Gubernur mewajibkan perempuan untuk berjilbab. Kaum non-muslim pun terpaksa memakai jilbab karena kebijakan tersebut. Bahkan, kabar terbaru dari teman saya, polisi wanita (baca: polwan) di Surabaya (katanya) disarankan untuk memakai jilbab.

Isu gender memang masih mewarnai Indonesia. Perempuan di Indonesia harus berhadapan dengan tekanan dan dominasi lelaki. Apabila saya mengutip pendapat teman saya, Angki Purbandono, perempuan Indonesia berhadapan dengan sesuatu yang disebut kekakuan, akibat kedomestikan perempuan.


***

No comments: